PENGANTAR ILMU EKONOMI
TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro
Disusun
Oleh:
Iin Indah Novitasari
NIM: 1472004
Dosen
pembimbing :
Isa
Kholili
SEKOLAH
TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA
DHARMA MALANG
Program
Studi : MANAJEMEN (S1) & AKUNTANSI (S1)
Jalan
Mayor Damar 167 Telepon (0341) 823388 Faximile 0341-824019 Turen Kabupaten
Malang
TEORI
PRODUKSI DAN TEORI BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Teori tingkah laku konsumen memberikan latar
belakang yang penting di dalam
memahami
sifat permintaan pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah dapat
dipahami
alasan yang mendorong para pembeli menaikkan permintaannya terhadap
suatu
barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembelinya sekiranya harga
naik.
Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan
perhatian kepada persoalan
penawaran,
yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan
barang
yang diproduksinya. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran
adalah
biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran.
Bahkan dalam pasar persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya
marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk satu unit produksi.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam
memproduksi dan
menawarkan
barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya.
Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan
digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Sesudah itu perlu
pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada
akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil
penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk menentukan
tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Produksi
1. Bentuk-Bentuk
Organisasi Perusahaan
a. Perusahaan Perseorangan
adalah
perusahhan yang dijalankan oleh satu orang yang bertujuan untuk mencapai
keuntungan atau laba. Jumlah pengusaha yang menjalankan Perusahaan Perseorangan
hanya satu orang saja dan demikian pula dengan sumber modal usahanya. Berikut
adalah ciri-ciri dari Perusahaan Perseroan:
1)
Dikelola oleh perseorangan
2)
Banyak yang tidak berbadan hukum
3)
Jumlahnya sangat banyak tetapi sumbangan produksi secara nasional kecil
4)
Pemiliknya mempunyai kebebasan yang tidak terbatas atas usahanya
5)
Modal kecil dan sulit akses pinjaman
Dari segi perizinan usaha, Perusahaan Perseorangan tidak
memerlukan banyak perizinan. Meskipun tidak diwajibkan, namun sebuah Perusahaan
Perseorangan berbentuk Usaha Dagang sebaiknya juga memiliki perizinan sebagai
berikut:
1.
Anggaran Dasar Perusahaan (Akta Notariil).
2.
SIUP (SIUP Kecil).
3.
Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
4.
Izin Gangguan (HO).
5.
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Tanda Daftar Perusahaan
(TDP).
b. Firma
Firma
(Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap-
tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari
anggota pendiri serta laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan
perbandingan sesuai akta pendirian.
1)
Dimiliki oleh beberapa orang
2)
Modal dikumpulkan dari anggota firma
3)
Setiap anggota bertanggungjawab atas firma tersebut
4)
Akses pinjaman relatif lebih mudah
5)
Pengambilan keputusan lebih lamban dibandingkan dengan
perusahaan
perseorangan
c. Perseroan terbatas
Perseroan
terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemegang surat saham mempunyai
hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan
(dividen).
1)
Produksi dan penjualannya mendominasi perekonomian secara nasional
2)
Relatif sangat mudah memperoleh pinjaman
3)
Modal bisa berasal dari penjualan surat berharga (saham)
4)
Antara pemilik dan pengelola merupakan dua pihak yang terpisah
d. Perusahaan Negara
Perusahaan negara adalah badan usaha yang didirikan dan
dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang- bidang
usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak.
1)
Produksi dan penjualannya mendominasi perekonomian secara nasional
2)
Relatif sangat mudah memperoleh pinjaman
3)
Modal bisa berasal dari penjualan surat berharga (saham)
4)
Antara pemilik dan pengelola merupakan dua pihak yang terpisah
e.
Koperasi
Koperasi
adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.
1)
Tujuan utamanya tidak untuk memperoleh keuntungan tetapi meningkatkan
kesejahteraan anggota
2)
Modal berasal dari anggota
3)
Kekuasaan tertinggi ada pada rapat anggota
4)
Usahanya meliputi tiga jenis: produksi, konsumsi dan perkreditan
2.
Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi
a.
Tidak dibedakan atas kepemilikannya, jenis usahanya maupun skalanya.
b.
Terfokus pada bagaimana memperoleh keuntungan yang maksimum
Tujuan perusahaan
Tujuan
utama : Memaksimumkan keuntungan
Tujuan
lain :
a.
Memenuhi kebutuhan masyarakat umum
b.
Meningkatkan volume penjualan
c.
Menjaga stabilitas politik
Cara
mencapai tujuan keuntungan maksimum:
a.
Komposisi faktor produksi yg bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan
tingkat produksi yang tinggi.
b.
Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan ongkos produksi yg
dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu.
Fungsi produksi
Menurut
Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. bahwa Produsen adalah pengguna faktor-faktor
produksi dan sebagai pengahsil barang-barang kebutuhan konsumen.
Fungsi
produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil
produksi.
Faktor produksi dikenal dengan istilah input, sedangkan hasil produksi dikenal
dengan istilah output.
Q = f (K, L, N, dan T)
Q
adalah output, sedangkan K, L, R, dan T adalah input. K = jumlah modal, L =
jumlah
tenaga kerja, N = sumber daya alam, dan T = teknologi. Besarnya jumlah
output
tergantung dengan penggunaan input-input tersebut.
Menurut
Ari Sudarman, Fungsi produksi adalah tabel atau persamaan matematis yang
menggambarkan jumlah output maksimum yang dihasilkan dari satu faktor produksi
tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu.
Faktor Produksi dibagi menjadi dua,
yaitu :
a.
Faktor produksi tetap: faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah
secara
cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan output.
Contoh:
ukuran gedung, mesin, tenaga pimpinan perusahaan
b.
Faktor produksi variable: faktor produksi yang jumlahnya dapat diubah dalam
waktu
yang singkat untuk mengubah jumlah output.
Contoh:
tenaga kerja, bahan mentah.
Menurut
William A. McEachern
Fungsi
produksi adalah hubungan antara sumber daya yang digunakan dan produk total.
3.
Teori Produksi dengan
Satu Input
Menurut
Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si., Fungsi produksi dengan satu input menjelaskan
hubungan antara jumlah output dengan satu input, misal input tersebut adalah
tenaga kerja , dan input-input lain dianggap tetap. Maka hubungann kedua variabel
tersebut adalah: Q = f (L). Dalam teori produksi ada beberapa konsep yang perlu
dketahui antara lain, produk total (TP), produk rata-rata (AP), dan produk
marjinal (MP).
1)
Produk
Total
Produk
total adalah jumlah produk yang dihasilkan dengan menggunakan input (misal:
tenaga kerja). Dan ada hubungan antara dua variabel tersebut (TP dan L),
hubungan kedua variabel tersebut merupakan hukum hasil lebih yang semakin
berkurang (The Law Of Deminishing Return)
yang berbunyi: apabila jumlah tenaga kerja ditambah terus menrus sebanyak
1
unit, pada mulanya produksi total akan menugnkat, kemudian setelah mencapai
pada titik tertentu, tambahan jumlah tenaga kerja akan mengurangi jumlah
produksinya dan akhirnya senakin menurun berdasarkan hukum tersebut, hubungan
dengan output dengan jumlah tenaga kerja dibagi menajdi tiga tahap, antara
lain: tahap 1 (produk total mreningkat pesat), tahap 2
(produk
total meningkat lambat), dan tahap ketiga (produk total menurun).
2)
Produk
Rata-rata
Produk
arata-rata (AP) adalah rata-rata produk yang dihasilkan setiap input (tenaga
kerja). Dengan demikian produk rata-rata merupakan hasil bagi antara total
produk (TP) dengan jumlah tenaga kerja (L), sehingga dirumuskan: AP = TP / L.
kurva produk rata-rata akan meningkat jumlahnya akibat tambahan jumlah tenaga
kerja hingga titik maksimum (tahap kedua pada kurva produk total). Kurva produk
rata-rataa akan menurun ketika pertambahan
produk
tota semakin kecil (tahap kedua) akibat taambahan jumlah tenaga kerja.
3)
Produk
Marjinal
Produk marjinal (MP) adalah tambahan jumlah produk
yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input (misal tenaga kerja) yang digunakan.
Dengan demikian produk marjinal merupakan perbandingan antara perubahan produk
total dengan perubahan jumlah tenaga kerja yang digunakan, sehingga dirumuskan
sebagai berikut: MP = DTP / DL. Kurva produk
marjinal
menurun akibat tambahan jumlah tenaga kerja dan memotong kurva produk rata-rata
pada titik maksimum (AP=MP). Produk marjinal menjadi negatif apabila tambahan
tenaga kerja terus dilakukan.
Menurut William A. McEachern Hasil Marginal yang
Meningkat (Increasing marginal return)
yaitu kenaikan produk marginal yang dialami saat terjadi penambahan suatu
sumber daya tertentu, sumber daya lain konstan.
Tanpa adanya pekerja maka produk total adalah nol.
Apabila pekerja yang dipekerjakan hanya satu, berarti ia harus mengerjakan
semua pekerjaan seperti mengemudi, mengemas, dan mengangkut. Satu pekerja dapat
mengangkut 2 ton mebel perhari. Jika menggunakan dua tenaga kerja, produksi
total akan berlipat ganda yaitu 5 ton perhari. Produk marginalnya adalah 3 ton.
Penambahan tenaga kerja ketiga memungkinkan pembagian kerja
lebih
baik lagi, sehingga lebih meningkatkan output. Produk total dari penambahan
tenaga kerja ketiga 9 ton, yaitu 4 ton lebih banyak.
Hasil Marginal yang Menurun (Decreasing marginal return). Penambahan pekerja keempat
mengakibatkan penambahan produk total, tapi penambahannya tidak sebanyak
pekerja yang ketiga. Penambahan pekerja lagi akan menambah produk total tappi
yang semakin menurun, sehingga produk marginal menurun setelah pekerja ketiga.
Dengan empat pekerja hukum hasil marginal yang menurun (The Law of Diminishing Marginal Return) mulai bekerja. Dimana
produk marginal menurun ketika jumlah input meningkat.
Output
akan mengalami penurunan bahkan bisa menjadi negatif. Hukum hasil
marginal
yang menrurn adalah sifat produksi paling penting dalam jangka
pendek.
4) Teori
Produksi dengan Dua Input
Misalnya input yang digunakan adalah tenaga kerja
(L) dan modal (K).
Dalam
hal ini, dimisalkan bahwa input L dan K dapat berubah, sedangkan input yang
lain tetap. Sehingga fungsinya: Q =(L,K). Dalam kegiatan produksi, kedua input
tersebut dapat dipertukarkan penggunaannya, misalnya L dapat diganti dengan K,
demikian sebaliknya K dapat diganti dengan L.
Kurva
Isokuan
Kurva
isokuan adalah suatu garis yang menjelaskan berbagai kombinasi
penggunaan
dua input variabel untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Misal:
pada (tabel sebelumnya) gabungan A untuk menghasilkan 100 unit produk
menggunakan
2 tenaga kerja dan 10 modal, sedangkan gabungan B menggunakan
3
tenaga kerja dan 7 modal dan seterusnya, maka dapat dibentuk menjadi sebuah
kurva
isokuan:
5) Marginal
Rate of Technical Substitution
Pergerakan
kurva isokuan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dan seterusnya
menunjukkan bahwa terjadi pertukaran antara input tenaga kerja dengan modal
untuk menghasilkan output yang sama, inilah yang disebut sebagai MRTS, dengan
rumus sebagai berikut: MRTSLK = - K/ L. MRTSLK merupakan perbandingan antara
MPL dengan MPK, sehingga MRTSLK = MPL / MPK. Hasil perhitungan MRTS adalah
negatif, berarti hubungan antara jumlah output dengan input berhubungan secara
terbalik atau berslop negatif.
6) Return
to Scale
Return to scale menjelaskan hubungan antara
perubahan input dengan perubahan output yang diakibatkannya. Adam Smith pernah
melakukan penelitiannya pada produk peniti. Adam Smith menyimpulkan bahwa jika menggandakan
semua input, maka dapat mengakibatkan terjadinya pembagian tugas yang lebih
baik (devision of work) sehingga
efisien dapat ditingkatkan, oleh karena itu output menjadi berlipat ganda,
sebailknya dapat menurunkan efisiensi karena pengawasan terhadap input tersebut
menjadi lebih sulit. Jika pertambahan output secara proporsional lebih tinggi
dari pertambahan input maka yang terjadi
adalah
Increasing return to scale.
Sebaliknya, jika tambahan output
secara proporsional lebih kecil dari pertambahan input yang terjadi adalah decreasing return to scale. Sedangkan jika tambahan output secara proporsional
sama dengan tambahan input disebut sebagai constant
return to scale.
Contoh lain, misalkan untuk menghasilkan suatu
produk menggunakan dua
input
variabel, yaitu tenaga kerja (L) dan modal (K). Fungsi produksi adalah
menggunakan
fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut: Q = 10 K.T, Kurva
isokuan
dapat digambarkan bila diketahui jumlah output (Q), misalnya Q0 adalah
sebesar
50 unit, dan Q1 adalah sebesar 100 unit.
Kurva Isokos
Kurva
isokos adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan
sejumlah biaya tertentu. Persamaan dari kurva isokos adalah sebagai berikut: C
= PL.L + PK.K, C = biaya input, PL = upah tenaga kerja, L = jumlah tenaga kerja
yang digunakan, PK = harga modal, K = jumlah modal yang digunakan. Untuk
mengetahui banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah sebagai berikut:
L = C/PL – OK/PL.K, sedangkan untuk mengetahui besarnya modal yang digunakan
dapat dihitung dengan rumus berikut: K = C/PK – PL/PK.L.
7) Keseimbangan
Produsen
Keseimbangan
produsen dicapai ketika kurva isokos bersinggungan
dengan
isokuan.
ü Terjadi
pada saat produsen mengkombinasi dua faktor produksi dengan memberikan output
yang maksimal.
ü Keseimbangan
dicapai dengan prinsip output maksimal atau minimalisasi biaya.
Least
Cost Combination (LCC)
Ø Penggunaan
kombinasi faktor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah.
Ø Syarat
LCC : MTRS ( Marginal Rate Of Technical Substutition), bila menambah salah satu
input maka mengurangi penggunaan input.
8) Jalur
Ekspansi
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Jika
perusahaan mengubah jumlah pengeluarannya, sedangkan harga untuk setiap tenaga
kerja dan modal tetap maka kurva isokos bergeser ke arah kanan, sejajar dengan
kurva isokos sebelumnya, demikian sebaliknya. Isokos-isokos ini akan
bersinggungan dengan isokuan yang berbeda sehingga terbentuk titik keseimbangan
produsen. Apabila titik-titik keseimbangan produsen ini dihubungkan maka
diperoleh suatu garis yang disebut sebagai jalur ekspansi (expansion path).
Jalur ekspansi dapat dianalisis dalam dua waktu, yaitu jangka panjang dan
jangka pendek.
Jalur ekspansi jangka panjang adalah garis yang
menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen apabila semua input variabel
berubah. Jalur ekspansi jangka pendek adalah garis yang menghubungkan
titik-titik keseimbangan produsen apabila salah satu input berubah (misal
teenaga kerja atau modal) sedangkan yang lain tetap. Jalur ekspansi jangka
pendek adalah horizontal apabila untuk menghasilkan output tertentu dengan
menggunakan input modal tetap, sedangkan input tenaga kerja berubah. Dan
sebaliknya untuk jalur
ekspansi
jangka pendek yang berbentuk vertikal.
Menurut Ari Sudarman Para ahli
ekonom membagi kurun waktu produksi
menjadi 2 macam:
a) Short
run : kurun waktu dimana salah satu factor produksi
bersifat tetap.
Output
dapat diubah dengan cara mengubah faktor produksi variabel.
Misalnya,
seorang produsen ingin menambah jumlah outputnya dalam jangka
pendek,
maka ia dapat menambah jam kerja pegawainya namun dengan jumlah
peralatan
yang tetap.
b) Long
run : kurun waktu dimana semua faktor produksi bersifat
variabel.
Dalam
jangka panjang, akan lebih ekonomis jika produsen menambah jumlah
peralatan
mesin dan tidak perlu menambah jam kerja. Jangka panjang sering
disebut
cakrawala perencanaan (planning horizon)
B.
Teori Biaya Produksi
1. Pengertian
dan Penggolongan Biaya
Menurut
Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Rumah tangga konsumen perlu
mengetahui
biaya karena berkaitan dengan manfaat (benefit). Mereka memperoleh
manfaat
yang setimpal dengan dengan biaya yang mereka keluarkan. Biaya
merupakan
pengorbanan untuk memperoleh manfaat yang dapat memberikan
kesejahteraan
bagi mereka. Perusahaan perlu mengetahui biaya karena berkaitan
dengan
keberuntungan (profit) yang mereka harapkan. Berbeda dengan tujuan
pemerintah,
biaya yan dikeluarkan pemerintah adalah untuk melaksanakan
pembangunan
sesuai dengan program yang telah ditetapkan yang bertujuan untuk
kesejahteraan
masyaraakat secara umum. Secara umum dapat diketahui biaya
merupakan
seluruh sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan dan
memperoleh
suatu barang dan jasa. Biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya
internal
dan biaya eksternal. Biaya internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan
proses produksi suatu barang atau jasa, misal: biaya yang dikeluarkan
untuk
membuat kue adalah biaya membeli tepung, telur, gula, tenaga kerja,
peralatan-peralatan,
dan lain sebagainya. Sedangkan biaya eksternal adalah biaya
yang
ditanggung oleh masyarakat secara tidak langsung akibat kegiataan proses
produksi
suatu perusahaan, misal: rusaknya lingkungan akibat polusi udara, limbah
pabrik
yang dapat merugikan masyarakat setempat.
Biaya
internal dapat dibagi menjadi biaya implisit (bersama pengeluaran
yang
digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang diperlukan
perusahaan
dalam melakukan kegiatan proses produksinya, contoh: biaya tenaga
kerja,
biaya membeli bahan mentah, dan lain-lain) dan biaya eksplisit (biaya yang
dikeluarkan
individu atau perusahaan akibat hilangnya kesempatan untuk
memperoleh
keuntungan yang seharusnya diterima.
2. Biaya
Produksi dalam Jangka Pendek
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Dalam jangka
pendek, untuk menghasilkan barang dan jasa salah satu input yang digunakan
tetap sedangkan penggunaan input lain berubah.
v Fixed Cost (FC)
Fixed cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang sifatnya tetap, misal: membeli
tanah, mendirikan bangunan, membeli mesin-mesin, dan lain sebagainya.
v Variabel Cost (VC)
Besarnya biaya variabel yang dkeluarkan untuk
kegiatan produksi berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah barang atau jasa
yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang atau jasa yang dihasilkan maka
semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan, dan sebaliknya.
v Total Cost (TC)
Total cost adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk kegiatan proses produksi, dirumuskan sebagai berikut: TC = FC + VC.
v Biaya Rata-rata (AC) dan Biaya
Marjinal (MC)
Jenis biaya-biaya di atas dapat dihitung secara
rata-rata dengan membagi jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jenis
biayanya dengan jumlah output yang dihasilkan. AC=TC/Q
v Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Merupakan hasil bagi antara jumlah biaya tetap yang
dikeluarkan dalam kegiatan produksi dengan jumlah barang dan jasa yang
dihasilkan. AFC = FC/Q
v Biaya Variabel Rata-rata (AVC)
Merupakan hasil bagi antara jumlah biaya variabel
yang dikeluarkan dalam
kegiatan
prosuksi dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. AVC = VC / Q
v Biaya Marjinal (MC)
Adalah perubahan (bertambah/berkurang) jumlah biaya
yang dikeluarkan akibat perubahan satu unit barang yang dihasilkan. MC = TC / Q
atau MC = TC / Q
3. Biaya
Produksi Jangka Panjang
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Dalam jangka
panjang, seluruh
input
dapat berubah untuk menghasilkan barang. Dengan demikian, biaya produksi
tidak
lagi dibedakan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Seluruh biaya dapat
berubah
untuk menghasilkan barang. Skala produksi dapat ditunjukkan oleh kurva
biaya
rata-rata jangka pendek (short term average cost/STAC).
Apabila perusahaan ingin menghasilkan produk
sebanyak Q0 unit, maka
perusahaan
akan membentuk skala produksi sperti kurva STAC0 dan beroperasi
pada
titik A dimana biaya rata-rata adalah AC0 dan seterusnya. Dengan demikian,
apabila
titik A, B dan C dihubungkan maka diperoleh garis yang disebut kurva biaya
rata-rata
jangka panjang.
Dapat dilihat bahwa biaya rata-rata terendah adalah
sebesar AC, yaitu
apabila
memproduksi sebanyak Q1 unit. Semakin banyak produk yang dihasilkan
perusahaan
sampai pada titik tertentu seperti kurva STAC1 maka semakin rendah
biaya
rata-rata. Selanjutnya, tambahan produk yang dihasilkan akan meningkatkan
biaya
rata-rata, seperti pada kurva STAC2. Skala STAC0 sampai STAC1 adalah
kegiatan
produksi dalam skala ekonomi (economic
scale), sedangkan skala
produksi
dari STAC1 sampai STAC2 adalah diseconomic scale. Skala ekonomi
merupakan
ciri LTAC yang menunjukkan perubahan biaya per unit produk dan
skala
produksi berubah. Kurva LTAC negative adalah economic scale dan kurva
LTAC
positif adalah diseconomic scale.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar