Jumat, 27 Februari 2015

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI


PENGANTAR ILMU EKONOMI
TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro

Disusun Oleh:


               Iin Indah Novitasari                                        
                                 NIM: 1472004                                                           
Dosen pembimbing :
Isa Kholili


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
WIDYA DHARMA MALANG
Program Studi : MANAJEMEN (S1) & AKUNTANSI (S1)
Jalan Mayor Damar 167 Telepon (0341) 823388 Faximile 0341-824019 Turen Kabupaten Malang


TEORI PRODUKSI DAN TEORI BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam
memahami sifat permintaan pembeli di pasar. Dari analisis itu sekarang telah dapat
dipahami alasan yang mendorong para pembeli menaikkan permintaannya terhadap
suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan pembelinya sekiranya harga
naik.
Sekarang sudah tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian kepada persoalan
penawaran, yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam menawarkan
barang yang diproduksinya. Bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran
adalah biaya produksi. Faktor ini adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan penawaran. Bahkan dalam pasar persaingan sempurna penawaran ditentukan oleh biaya marjinal, yaitu biaya yang dibelanjakan untuk satu unit produksi.
Untuk melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan
menawarkan barangnya diperlukan analisis ke atas berbagai aspek kegiatan memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang akan diproduksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya perlu dianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Produksi

1. Bentuk-Bentuk Organisasi Perusahaan
a. Perusahaan Perseorangan
            adalah perusahhan yang dijalankan oleh satu orang yang bertujuan untuk mencapai keuntungan atau laba. Jumlah pengusaha yang menjalankan Perusahaan Perseorangan hanya satu orang saja dan demikian pula dengan sumber modal usahanya. Berikut adalah ciri-ciri dari Perusahaan Perseroan:
1) Dikelola oleh perseorangan
2) Banyak yang tidak berbadan hukum
3) Jumlahnya sangat banyak tetapi sumbangan produksi secara nasional kecil
4) Pemiliknya mempunyai kebebasan yang tidak terbatas atas usahanya
5) Modal kecil dan sulit akses pinjaman
Dari segi perizinan usaha, Perusahaan Perseorangan tidak memerlukan banyak perizinan. Meskipun tidak diwajibkan, namun sebuah Perusahaan Perseorangan berbentuk Usaha Dagang sebaiknya juga memiliki perizinan sebagai berikut:
1. Anggaran Dasar Perusahaan (Akta Notariil).
2. SIUP (SIUP Kecil).
3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU).
4. Izin Gangguan (HO).
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
6. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

b. Firma
            Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap- tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari anggota pendiri serta laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai akta pendirian.
1) Dimiliki oleh beberapa orang
2) Modal dikumpulkan dari anggota firma
3) Setiap anggota bertanggungjawab atas firma tersebut
4) Akses pinjaman relatif lebih mudah
5) Pengambilan keputusan lebih lamban dibandingkan dengan
perusahaan perseorangan
c. Perseroan terbatas
            Perseroan terbatas (PT) adalah badan usaha yang modalnya diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap pemegang surat saham berhak atas keuntungan (dividen).
1) Produksi dan penjualannya mendominasi perekonomian secara nasional
2) Relatif sangat mudah memperoleh pinjaman
3) Modal bisa berasal dari penjualan surat berharga (saham)
4) Antara pemilik dan pengelola merupakan dua pihak yang terpisah
d. Perusahaan Negara
            Perusahaan negara adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang.  Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang- bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.
1) Produksi dan penjualannya mendominasi perekonomian secara nasional
2) Relatif sangat mudah memperoleh pinjaman
3) Modal bisa berasal dari penjualan surat berharga (saham)
4) Antara pemilik dan pengelola merupakan dua pihak yang terpisah
e. Koperasi
            Koperasi adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.
1) Tujuan utamanya tidak untuk memperoleh keuntungan tetapi meningkatkan kesejahteraan anggota
2) Modal berasal dari anggota
3) Kekuasaan tertinggi ada pada rapat anggota
4) Usahanya meliputi tiga jenis: produksi, konsumsi dan perkreditan
2. Perusahaan ditinjau dari sisi Teori Ekonomi
a. Tidak dibedakan atas kepemilikannya, jenis usahanya maupun skalanya.
b. Terfokus pada bagaimana memperoleh keuntungan yang maksimum
Tujuan perusahaan
Tujuan utama : Memaksimumkan keuntungan
Tujuan lain :
a. Memenuhi kebutuhan masyarakat umum
b. Meningkatkan volume penjualan
c. Menjaga stabilitas politik
Cara mencapai tujuan keuntungan maksimum:
a. Komposisi faktor produksi yg bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan tingkat produksi yang tinggi.
b. Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan ongkos produksi yg dikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi tertentu.

Fungsi produksi
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. bahwa Produsen adalah pengguna faktor-faktor produksi dan sebagai pengahsil barang-barang kebutuhan konsumen.
Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi dengan hasil
produksi. Faktor produksi dikenal dengan istilah input, sedangkan hasil produksi dikenal dengan istilah output.
Q = f (K, L, N, dan T)
Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T adalah input. K = jumlah modal, L =
jumlah tenaga kerja, N = sumber daya alam, dan T = teknologi. Besarnya jumlah
output tergantung dengan penggunaan input-input tersebut.
Menurut Ari Sudarman, Fungsi produksi adalah tabel atau persamaan matematis yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dihasilkan dari satu faktor produksi tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu.
Faktor Produksi dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Faktor produksi tetap: faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah
secara cepat, bila keadaan pasar menghendaki perubahan output.
Contoh: ukuran gedung, mesin, tenaga pimpinan perusahaan
b. Faktor produksi variable: faktor produksi yang jumlahnya dapat diubah dalam
waktu yang singkat untuk mengubah jumlah output.
Contoh: tenaga kerja, bahan mentah.
Menurut William A. McEachern
Fungsi produksi adalah hubungan antara sumber daya yang digunakan dan produk total.
3. Teori Produksi  dengan Satu Input
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si., Fungsi produksi dengan satu input menjelaskan hubungan antara jumlah output dengan satu input, misal input tersebut adalah tenaga kerja , dan input-input lain dianggap tetap. Maka hubungann kedua variabel tersebut adalah: Q = f (L). Dalam teori produksi ada beberapa konsep yang perlu dketahui antara lain, produk total (TP), produk rata-rata (AP), dan produk marjinal (MP).
1)    Produk Total
Produk total adalah jumlah produk yang dihasilkan dengan menggunakan input (misal: tenaga kerja). Dan ada hubungan antara dua variabel tersebut (TP dan L), hubungan kedua variabel tersebut merupakan hukum hasil lebih yang semakin berkurang (The Law Of Deminishing Return) yang berbunyi: apabila jumlah tenaga kerja ditambah terus menrus sebanyak
1 unit, pada mulanya produksi total akan menugnkat, kemudian setelah mencapai pada titik tertentu, tambahan jumlah tenaga kerja akan mengurangi jumlah produksinya dan akhirnya senakin menurun berdasarkan hukum tersebut, hubungan dengan output dengan jumlah tenaga kerja dibagi menajdi tiga tahap, antara lain: tahap 1 (produk total mreningkat pesat), tahap 2
(produk total meningkat lambat), dan tahap ketiga (produk total menurun).

2)    Produk Rata-rata
Produk arata-rata (AP) adalah rata-rata produk yang dihasilkan setiap input (tenaga kerja). Dengan demikian produk rata-rata merupakan hasil bagi antara total produk (TP) dengan jumlah tenaga kerja (L), sehingga dirumuskan: AP = TP / L. kurva produk rata-rata akan meningkat jumlahnya akibat tambahan jumlah tenaga kerja hingga titik maksimum (tahap kedua pada kurva produk total). Kurva produk rata-rataa akan menurun ketika pertambahan
produk tota semakin kecil (tahap kedua) akibat taambahan jumlah tenaga kerja.
3)    Produk Marjinal
Produk marjinal (MP) adalah tambahan jumlah produk yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input (misal tenaga kerja) yang digunakan. Dengan demikian produk marjinal merupakan perbandingan antara perubahan produk total dengan perubahan jumlah tenaga kerja yang digunakan, sehingga dirumuskan sebagai berikut: MP = DTP / DL. Kurva produk
marjinal menurun akibat tambahan jumlah tenaga kerja dan memotong kurva produk rata-rata pada titik maksimum (AP=MP). Produk marjinal menjadi negatif apabila tambahan tenaga kerja terus dilakukan.
Menurut William A. McEachern Hasil Marginal yang Meningkat (Increasing marginal return) yaitu kenaikan produk marginal yang dialami saat terjadi penambahan suatu sumber daya tertentu, sumber daya lain konstan.
Tanpa adanya pekerja maka produk total adalah nol. Apabila pekerja yang dipekerjakan hanya satu, berarti ia harus mengerjakan semua pekerjaan seperti mengemudi, mengemas, dan mengangkut. Satu pekerja dapat mengangkut 2 ton mebel perhari. Jika menggunakan dua tenaga kerja, produksi total akan berlipat ganda yaitu 5 ton perhari. Produk marginalnya adalah 3 ton. Penambahan tenaga kerja ketiga memungkinkan pembagian kerja
lebih baik lagi, sehingga lebih meningkatkan output. Produk total dari penambahan tenaga kerja ketiga 9 ton, yaitu 4 ton lebih banyak.
Hasil Marginal yang Menurun (Decreasing marginal return). Penambahan pekerja keempat mengakibatkan penambahan produk total, tapi penambahannya tidak sebanyak pekerja yang ketiga. Penambahan pekerja lagi akan menambah produk total tappi yang semakin menurun, sehingga produk marginal menurun setelah pekerja ketiga. Dengan empat pekerja hukum hasil marginal yang menurun (The Law of Diminishing Marginal Return) mulai bekerja. Dimana produk marginal menurun ketika jumlah input meningkat.
Output akan mengalami penurunan bahkan bisa menjadi negatif. Hukum hasil
marginal yang menrurn adalah sifat produksi paling penting dalam jangka
pendek.

4)    Teori Produksi dengan Dua Input
Misalnya input yang digunakan adalah tenaga kerja (L) dan modal (K).
Dalam hal ini, dimisalkan bahwa input L dan K dapat berubah, sedangkan input yang lain tetap. Sehingga fungsinya: Q =(L,K). Dalam kegiatan produksi, kedua input tersebut dapat dipertukarkan penggunaannya, misalnya L dapat diganti dengan K, demikian sebaliknya K dapat diganti dengan L.
Kurva Isokuan
Kurva isokuan adalah suatu garis yang menjelaskan berbagai kombinasi
penggunaan dua input variabel untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
Misal: pada (tabel sebelumnya) gabungan A untuk menghasilkan 100 unit produk
menggunakan 2 tenaga kerja dan 10 modal, sedangkan gabungan B menggunakan
3 tenaga kerja dan 7 modal dan seterusnya, maka dapat dibentuk menjadi sebuah
kurva isokuan:
5)    Marginal Rate of Technical Substitution
Pergerakan kurva isokuan dari titik A ke titik B, dari titik B ke titik C, dan seterusnya menunjukkan bahwa terjadi pertukaran antara input tenaga kerja dengan modal untuk menghasilkan output yang sama, inilah yang disebut sebagai MRTS, dengan rumus sebagai berikut: MRTSLK = - K/ L. MRTSLK merupakan perbandingan antara MPL dengan MPK, sehingga MRTSLK = MPL / MPK. Hasil perhitungan MRTS adalah negatif, berarti hubungan antara jumlah output dengan input berhubungan secara terbalik atau berslop negatif.

6)    Return to Scale
Return to scale menjelaskan hubungan antara perubahan input dengan perubahan output yang diakibatkannya. Adam Smith pernah melakukan penelitiannya pada produk peniti. Adam Smith menyimpulkan bahwa jika menggandakan semua input, maka dapat mengakibatkan terjadinya pembagian tugas yang lebih baik (devision of work) sehingga efisien dapat ditingkatkan, oleh karena itu output menjadi berlipat ganda, sebailknya dapat menurunkan efisiensi karena pengawasan terhadap input tersebut menjadi lebih sulit. Jika pertambahan output secara proporsional lebih tinggi dari pertambahan input maka yang terjadi
adalah Increasing return to scale. Sebaliknya, jika tambahan output secara proporsional lebih kecil dari pertambahan input yang terjadi adalah decreasing return to scale. Sedangkan jika tambahan output secara proporsional sama dengan tambahan input disebut sebagai constant return to scale.
Contoh lain, misalkan untuk menghasilkan suatu produk menggunakan dua
input variabel, yaitu tenaga kerja (L) dan modal (K). Fungsi produksi adalah
menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas sebagai berikut: Q = 10 K.T, Kurva
isokuan dapat digambarkan bila diketahui jumlah output (Q), misalnya Q0 adalah
sebesar 50 unit, dan Q1 adalah sebesar 100 unit.
Kurva Isokos
Kurva isokos adalah suatu garis yang menjelaskan gabungan penggunaan input dengan sejumlah biaya tertentu. Persamaan dari kurva isokos adalah sebagai berikut: C = PL.L + PK.K, C = biaya input, PL = upah tenaga kerja, L = jumlah tenaga kerja yang digunakan, PK = harga modal, K = jumlah modal yang digunakan. Untuk mengetahui banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan adalah sebagai berikut: L = C/PL – OK/PL.K, sedangkan untuk mengetahui besarnya modal yang digunakan dapat dihitung dengan rumus berikut: K = C/PK – PL/PK.L.
7)    Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen dicapai ketika kurva isokos bersinggungan
dengan isokuan.
ü  Terjadi pada saat produsen mengkombinasi dua faktor produksi dengan memberikan output yang maksimal.
ü  Keseimbangan dicapai dengan prinsip output maksimal atau minimalisasi biaya.
Least Cost Combination (LCC)
Ø  Penggunaan kombinasi faktor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah.
Ø  Syarat LCC : MTRS ( Marginal Rate Of Technical Substutition), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.
8)    Jalur Ekspansi
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Jika perusahaan mengubah jumlah pengeluarannya, sedangkan harga untuk setiap tenaga kerja dan modal tetap maka kurva isokos bergeser ke arah kanan, sejajar dengan kurva isokos sebelumnya, demikian sebaliknya. Isokos-isokos ini akan bersinggungan dengan isokuan yang berbeda sehingga terbentuk titik keseimbangan produsen. Apabila titik-titik keseimbangan produsen ini dihubungkan maka diperoleh suatu garis yang disebut sebagai jalur ekspansi (expansion path). Jalur ekspansi dapat dianalisis dalam dua waktu, yaitu jangka panjang dan jangka pendek.
Jalur ekspansi jangka panjang adalah garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen apabila semua input variabel berubah. Jalur ekspansi jangka pendek adalah garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen apabila salah satu input berubah (misal teenaga kerja atau modal) sedangkan yang lain tetap. Jalur ekspansi jangka pendek adalah horizontal apabila untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan input modal tetap, sedangkan input tenaga kerja berubah. Dan sebaliknya untuk jalur
ekspansi jangka pendek yang berbentuk vertikal.

Menurut Ari Sudarman Para ahli ekonom membagi kurun waktu produksi
menjadi 2 macam:
a)      Short run : kurun waktu dimana salah satu factor produksi bersifat tetap.
Output dapat diubah dengan cara mengubah faktor produksi variabel.
Misalnya, seorang produsen ingin menambah jumlah outputnya dalam jangka
pendek, maka ia dapat menambah jam kerja pegawainya namun dengan jumlah
peralatan yang tetap.
b)      Long run : kurun waktu dimana semua faktor produksi bersifat variabel.
Dalam jangka panjang, akan lebih ekonomis jika produsen menambah jumlah
peralatan mesin dan tidak perlu menambah jam kerja. Jangka panjang sering
disebut cakrawala perencanaan (planning horizon)
B. Teori Biaya Produksi
1.    Pengertian dan Penggolongan Biaya
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Rumah tangga konsumen perlu
mengetahui biaya karena berkaitan dengan manfaat (benefit). Mereka memperoleh
manfaat yang setimpal dengan dengan biaya yang mereka keluarkan. Biaya
merupakan pengorbanan untuk memperoleh manfaat yang dapat memberikan
kesejahteraan bagi mereka. Perusahaan perlu mengetahui biaya karena berkaitan
dengan keberuntungan (profit) yang mereka harapkan. Berbeda dengan tujuan
pemerintah, biaya yan dikeluarkan pemerintah adalah untuk melaksanakan
pembangunan sesuai dengan program yang telah ditetapkan yang bertujuan untuk
kesejahteraan masyaraakat secara umum. Secara umum dapat diketahui biaya
merupakan seluruh sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan dan
memperoleh suatu barang dan jasa. Biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya
internal dan biaya eksternal. Biaya internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam
kegiatan proses produksi suatu barang atau jasa, misal: biaya yang dikeluarkan
untuk membuat kue adalah biaya membeli tepung, telur, gula, tenaga kerja,
peralatan-peralatan, dan lain sebagainya. Sedangkan biaya eksternal adalah biaya
yang ditanggung oleh masyarakat secara tidak langsung akibat kegiataan proses
produksi suatu perusahaan, misal: rusaknya lingkungan akibat polusi udara, limbah
pabrik yang dapat merugikan masyarakat setempat.
Biaya internal dapat dibagi menjadi biaya implisit (bersama pengeluaran
yang digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang diperlukan
perusahaan dalam melakukan kegiatan proses produksinya, contoh: biaya tenaga
kerja, biaya membeli bahan mentah, dan lain-lain) dan biaya eksplisit (biaya yang
dikeluarkan individu atau perusahaan akibat hilangnya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan yang seharusnya diterima.
2.    Biaya Produksi dalam Jangka Pendek
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Dalam jangka pendek, untuk menghasilkan barang dan jasa salah satu input yang digunakan tetap sedangkan penggunaan input lain berubah.
v Fixed Cost (FC)
Fixed cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang sifatnya tetap, misal: membeli tanah, mendirikan bangunan, membeli mesin-mesin, dan lain sebagainya.
v Variabel Cost (VC)
Besarnya biaya variabel yang dkeluarkan untuk kegiatan produksi berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang atau jasa yang dihasilkan maka semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan, dan sebaliknya.
v Total Cost (TC)
Total cost adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan proses produksi, dirumuskan sebagai berikut: TC = FC + VC.
v  Biaya Rata-rata (AC) dan Biaya Marjinal (MC)
Jenis biaya-biaya di atas dapat dihitung secara rata-rata dengan membagi jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jenis biayanya dengan jumlah output yang dihasilkan. AC=TC/Q
v Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Merupakan hasil bagi antara jumlah biaya tetap yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. AFC = FC/Q
v Biaya Variabel Rata-rata (AVC)
Merupakan hasil bagi antara jumlah biaya variabel yang dikeluarkan dalam
kegiatan prosuksi dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan. AVC = VC / Q
v Biaya Marjinal (MC)
Adalah perubahan (bertambah/berkurang) jumlah biaya yang dikeluarkan akibat perubahan satu unit barang yang dihasilkan. MC = TC / Q atau MC = TC / Q
3.     Biaya Produksi Jangka Panjang
Menurut Dr. Wilson Bangun, S.E., M.SI. Dalam jangka panjang, seluruh
input dapat berubah untuk menghasilkan barang. Dengan demikian, biaya produksi
tidak lagi dibedakan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Seluruh biaya dapat
berubah untuk menghasilkan barang. Skala produksi dapat ditunjukkan oleh kurva
biaya rata-rata jangka pendek (short term average cost/STAC).
Apabila perusahaan ingin menghasilkan produk sebanyak Q0 unit, maka
perusahaan akan membentuk skala produksi sperti kurva STAC0 dan beroperasi
pada titik A dimana biaya rata-rata adalah AC0 dan seterusnya. Dengan demikian,
apabila titik A, B dan C dihubungkan maka diperoleh garis yang disebut kurva biaya
rata-rata jangka panjang.
Dapat dilihat bahwa biaya rata-rata terendah adalah sebesar AC, yaitu
apabila memproduksi sebanyak Q1 unit. Semakin banyak produk yang dihasilkan
perusahaan sampai pada titik tertentu seperti kurva STAC1 maka semakin rendah
biaya rata-rata. Selanjutnya, tambahan produk yang dihasilkan akan meningkatkan
biaya rata-rata, seperti pada kurva STAC2. Skala STAC0 sampai STAC1 adalah
kegiatan produksi dalam skala ekonomi (economic scale), sedangkan skala
produksi dari STAC1 sampai STAC2 adalah diseconomic scale. Skala ekonomi
merupakan ciri LTAC yang menunjukkan perubahan biaya per unit produk dan
skala produksi berubah. Kurva LTAC negative adalah economic scale dan kurva
LTAC positif adalah diseconomic scale.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar